Siapa yang tidak suka mendapat berkah atau rejeki? Saya pikir semua orang suka, termasuk saya. Mau besar atau kecil, mahal atau murah, namanya rejeki pasti suka. Tapi, apa semua berkah itu harus berupa memiliki nominal? Apakah harus dalam bentuk gadget baru atau voucher belanja jutaan rupiah? Tidak, kalau menurut saya. Berkah cinta dan memiliki kebahagiaan dalam keluarga juga termasuk bukan?
Dibulan ramadan kali ini, pastinya kita mendapat banyak keberkahan berdasar pengalaman spiritual masing-masing. Saya juga mendapatkannya dan mengalaminya. Ramadan ini adalah bulan pertama dan terakhir kami menjalani berdua… karena dibulan depan, rumah kami akan dihiasi oleh tangisan bayi. Yup, si dede akan lahir setelah lebaran. Berbagai persiapan sudah kami lakukan untuk menyambut dede unyu kami. Dari menghias kamar si dede dengan warna hitam putih (sesuai kesukaanku ) dan mulai menyicil untuk mencuci baju-baju dede yang akan dipakainya nanti. Satu tas perlengkapan bayi juga siap untuk dibawa ke Rumah Sakit.
Karena ini bulan ramadan, kami berdua jadi sering shalat berjamaah. Terus sehabis shalat, kami sering pandang-pandangan dan tertawa sendiri. Bayangin saja, sedikit tidak percaya dengan apa yang sudah kami berdua alami belum hitungan setahun ini. Di bulan ke-8 pernikahan kami dan 8 bulan pulalah umur kehamilan saya. Kalau boleh flash back cerita cinta kami. Kami pertama kali bertemu tanggal7 oktober 2012,dan bulan depannya kami sepakat menikah pada 17 november 2012. Dan ternyata Allah langsung memberi rejeki anak pada kami… Saya langsung hamil setelah menikah. Kaget sebenarnya, padahal kami masih dalam tahap proses mengenal dan berpacaran setelah menikah, ternyata diberi berkah cepat. Kami harus bersyukur dimana banyak pasangan yang belum berkesempatan memiliki momongan, kami diberikan kepercayaan yang begitu besar.
Ramadan kali ini memang berbeda, walau saya tidak melaksanakan puasa. Tapi, saya tetap menyempatkan diri untuk melakukan kewajiban saya sebagai ibu rumah tangga, menyiapkan menu sahur dan berbuka untuk suami, lalu menemani dia makan. Habis tarawih kami biasanya jalan-jalan berdua, entah cuma muterin komplek atau nonton. Yup, kami menikmati bulan-bulan terakhir sebelum bulan depan kami akan bertiga. Si dede diperkirakan akan lahir bulan depan setelah lebaran (wish us luck, ya!)
Karena ramadan jugalah, suami saya lebih rajin ngaji didekat saya. Sambil mengelus-elus perut saya, suami membacakan ayat demi ayat Alquran. Lantunan shalawat juga lebih intens dilakukan suami… Pokoknya lebih terasa religius buat saya. Bagaimana tidak, biasanya kami punya jadwal sendiri untuk melakukan hal seperti itu. Pada ramadan ini tidak, tanpa dimintapun suami langsung membacakan buat saya dan si dede. Dan karena si dede juga sudah 2,5kg diperut, saat suami membaca Al quran atau shalawat, dia langsung merespon. Dan lagi-lagi kami berdua tersenyum melihatnya. Hal ini malah membuat suami makin semangat berinteraksi dengan si dede. Subhanallah.
Ramadan ini juga ternyata membawa berkah kebaikan buat jam tidur dan kesehatan saya. Saya yang semenjak hamil tua susah bangun pagi, karena insomnia. Gimana tidak? Saya tidur bisa jam 3 pagi sampai siang baru bangun. Padahal katanya ibu hamil harus banyak istirahat. Tapi, bagaimana istirahat tidur saja susahnya minta ampun. Dan di ramadan ini semua berubah, saya bisa olahraga pagi secara teratur. Paling tidak selama 8 hari puasa, saya tiap hari pasti jalan pagi sehabis sahur. Dan berkahnya juga, saya olahraga ditemani suami. See, bisa bayangkan betapa beruntungnya saya :).
Harapan demi harapan untuk si dede, kami panjatkan doanya. Apalagi di bulan ini, doa kan katanya banyak terkabul. Dan semoga doa dan harapan baik demi si dede nanti, apa yang kami jaga dan kami impikan terkabul…aamiin..
Nah, jadi benar kan berkah ramadan bukan berdasar nominal saja, tapi kehangatan keluarga menunggu buah hati seperti ini juga merupakan berkah.. Dan saya sangat bersyukur karenaNya… Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar